Tuesday, August 19, 2008

DALAM KEHIDUPAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN.

Negara yang kuat Angkatan Bersenjatanya / pertahannya, akan disegani oleh negara lain. Negara Indonesia masih miskin, TNInya tidak mempunyai peralatan yang dapat dibanggakan, sehingga kekayaan laut dan kekayaan hutan dicuri oleh manusia lain. Mereka percaya bahwa TNI dan Polri tidak akan sanggup menangkap mereka, jika terpaksa mereka tertangkap, mereka akan menyelesaikan secara internal musyawarah dan mufakat dengan yang menangkap. Pengalaman ini sudah teruji kebenarannya, kata mereka si pencuri kekayaan alam Indonesia.

Terjadilah buck passing, saling menyalahkan antara TNI, pemerintah, DPR, dan kaum jurnalistik. TNI mengeluh terus karena anggaran tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan alat utama termasuk mensejahterakan prajuritnya. Pemerintah menyatakan negara belum mampu memenuhi tuntutan TNI, tetapi selalu menuntut agar TNI dapat bertindak profesional, efektif, efisien dan modern, sementara kalangan DPR selalu menyoroti segi-segi negatif TNI dan diekspoitir terus. Sejalan dengan itu kaum jurnaslistik ikut menimbrung, jika ada fitnah terhadap TNI. Lengkap sudah buck passing dilingkungan negara kita, tanpa ada yang ikut berpartisipasi memberikan saran konstruktif untuk membanguan TNI yang Profisional, Efektif, Efisien dan Modern dengan anggaran yang masih terbatas. Padahal kenyataan bagaimana bisa menyatakan negara belum mampu jika pemasukan negara tidak ada yang mengawasi kebenarannya ? Perlu pengawas independent terhadap pemasukan negara. Sementara ini pemasukan negara dikumpulan oleh pemerintah yang notabenenya sebagai pengguna anggaran. Bagaimana bisa transparan jika pengguna mencari sendiri dengan segala regulasi sendiri seperti peraturan pemerintah pusat maupun daerah. Seharusnya peraturan yang menyangkut pengumpulan anggaran pendapatan bukan eksekutive, melainkan legislative dengan membuat legislasi-legislasi.

No comments: