Tuesday, August 19, 2008

PENYAMAAN PERSEPSI TENTANG AGAMA.

Perbedaan agama dan keyakinan yang sangat tajam dapat memicu perkelahian antara manusia atau peperangan antar suku dan atau antar bangsa yang dahsyat seperti Perang Salib, Perang Badar, Perang Uhud, Perang Ahzab (Khandaq). Tetapi ada juga yang merubah kepercayaan secara diam-diam dan akhirnya pemahaman masyarakat berubah seperti masuknya agama Islam dan agama Kristen ke Indonesia. Apapun alasan dan niat pemeluk agama untuk memasaksakan kehendak kepada pihak lain secara kekerasan adalah cara yang kurang terpuji. Agama Islam sendiri telah mengakui bahwa agama boleh berbeda tetapi kehidupan bermasyarakat harus saling berdampingan secara damai seperti yang difirmankan dalam Surat Al Kaafiruun ayat 2 sampai 6 : “

2. aku tidak menyembah apa yang kau sembah.
3. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah.
4. dan aku bukan penyembah apa yang kamu sembah.
5. dan kamu bukan penyembah yang aku sembah.
6. Bagi kamu agama kamu dan bagiku agamaku “.

Untaian ayat tersebut merupakan bukti sejak jaman Nabi Muhammad SAW masih hidup, bahwa agama Islam mengajarkan toleransi beragama. Kita dapat membaca lagi Surat ke 2 Al Baqarah ayat 2 sampai dengan ayat 5 :

2. Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.

3. (yaitu ) mereka yang beriman kepada yang gaib, mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang telah Kami karuniakan kepada mereka.

4. dan mereka yang beriman kepada apa yang telah diturunkan (Al Qur’an) kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya akhirat.

5. Mereka itulah yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang orang yang beruntung “.

Ayat-ayat surat Al Baqarah ini harus dicermati bahwa Tuhanpun memberi petunjuk, bahwa bukan hanya beriman kepada kitab suci Al Qur’an melainkan juga beriman kepada kitab suci, Taurat, Zabur dan Injil. Dengan kata lain manusia harus menghargai ajaran yang telah disampaikan oleh para nabi pendahulu nabi Muhammad. Kita sebagai umat pengikut ajaran Nabi Besar Muhammad SAW, tentunya harus patuh dan taat apa arti kandungan ayat-ayat suci tersebut.

Demikian juga pihak penganut agama diluar agama Islam juga diperintahkan untuk mempercayai kitab-kitab selain kitab sucinya seperti yang difirmankan dalam Surat ke 2 Al Baqarah ayat 85 : “Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudara sebangsa), dan mengusir segolongan dari pada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan (berbuat) dosa dan permusuhan, tetapi kalau mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebagian Alkitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain ? Tidak ada balasan orang yang berbuat demikian daripada kamu kecuali kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada sepedih-pedih azab. Dan Allah tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan “.

Kita harus menyadari benar bahwa pemahaman suatu bangsa harus memeluk satu agama, adalah hal yang tidak masuk akal. Jika demikian berarti kita menganut paham monolistik tunggal, padahal yang tunggal adalah milik Allah SWT. Kita harus menyadari bahwa bangsa Indonesia Bhineka, terdiri dari berbagai suku, agama dan bahasa. Oleh karenanya kita tidak bisa berpaham monolistik tunggal kecuali kepada Tuhan Yang Maha Esa. Manusia diciptakan berpasangan dan bersuku dan bergolongan sehingga tidak bisa disamakan dalam satu golongan saja. Pola pikir kita harus ditujukan untuk hidup berdampingan secara damai dengan siapapun. Jika kita mempunyai keyakinan bahwa hanya agama tertentu yang dianggap paling benar seperti yang di firmankan dalam Surat Aali Imraan ayat 19 : “Sesungguhnya agama di sisi Allah (hanyalah) Islam. Tiada berselisih orang-orang yang di beri Kitab kecuali sesudah datang ilmu (keterangan) kepada mereka disebabkan kedengkian di antara mereka. Barang siapa yang ingkar akan ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya”.

Ayat 85 : “Barang siapa yang mencari agama selain dari pada agama Islam, maka sekali–kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi “.

Jika ayat ini ditafsirkan bahwa pengertian Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, maka kita umat Islam menjadi arogan/ sombong dan takabur dan akan senantiasa memandang rendah kepada umat manusia yang beragama lain. Ayat tersebut harus dipahami bahwa makna agama Islam adalah agama Tauhid yang menyakini bahwa Tuhan Allah SWT adalah Esa. Tunggal dan serba Maha, karena memang kenyataan adalah demikian. Berarti agama yang diajarkan dari jaman nabi Ibrahim adalah Islam dalam arti paham satu Tuhan/tauhid, seperti yang tercantum dalam Surat ke 2 Al Baqarah (Sapi Betina) ayat 131 : “(Ingatlah) ketika Tuhannya berfirman kepadanya “Islamlah ! Ibrahim menjawab ; ”saya telah Islam kepada Tuhan Semesta Alam“. Dengan demikian pemahaman Islam adalah benar–benar melekat dan kitab suci, Taurat, Zabur, Injil dan Al Qur’an adalah kitab-kitab suci dalam Islam. Hanya kebetulan ajaran tauhid yang disampaikan oleh Nabi Muhammad disebut sebagai Islam, sedangkan agama tauhid yang disampaikan oleh Ibrahim, Daud, Musa, Yesus tidak disebut sebagai agama Islam, ada yang disebut sebagai agama Kristen ada yang disebut sebagai Zionist. Jika kita dapat memahami ayat 85 Surat ke 3 Aali Imraan tersebut secara komprehnesif intregral, maka kita dapat hidup berdampingan dengan sesama agama tauhid. Jangankan hidup berdampingan dengan sesama agama tauhid dengan agama yang bukan tauhidpun seharusnya kita dapat hidup perdampingan secara damai. Tetapi dewasa ini, mengapa kita membenci dan bersikap bermusuhan dengan bangsa lain/ kaum yang memeluk agama tauhid ajaran nabi Ibrahim selain agama Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, mengapa demikian?

Sebenarnya hakekat hidup manusia di dunia ini untuk apa selain menyembah kepada Tuhan Sang Penciptanya? Surat ke 51 Adz Dzaariyaat (Angin yang Menerbangkan) ayat 56 menyatakan : “Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka menyembah Ku“.

Apa yang dikejar oleh manusia selain menyembah Allah SWT ?

Dalam Surat ke 7 Al Araaf (Tempat yang Tinggi) ayat 24 Allah berfirman : ”Turunlah kamu, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai kediaman di bumi dan bersenang-senang sampai waktu yang telah ditentukan “. Makna ayat ini adalah manusia diperintahkan bersenang-senang. Oleh karenannya, setiap manusia yang ada di bumi pasti akan mencari kesenangan. Jika ada manusia yang menyiksa diri atau bertapa atau menghindari kesenangan, pasti hanya sementara atau kafir menyembunyikan keinginannya dan berkedok tidak membutuhkan kesenangan. Penulis yakin benar bahwa tidak ada satu manusiapun yang tidak mencari kesenangan di dunia, karena hal ini adalah ketentuan Sang Pencipta. Namun dalam mencari kesenangan di dunia diwajibkan pula jangan sampai merugikan manusia lain bahkan harus bekerja sama supaya sana-sama memperoleh kesenangan. Itulah sebabnya tema-tema ajaran agama adalah musyawarah, kasih, zakat, infak, sadaqoh, fakir miskin, yatim dan sebagainya.

Selanjutnya ayat 25 menyatakan : ”Allah berfirman : Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan“.

Mengapa nabi Adam diturunkan dari Surga ? apa karena berbuat do’sa kepada Tuhan makan buah Kuldi/ pohon pengetahuan? Sebetulnya tidak demikian, Adam diturunkan ke bumi memang sudah rencana Allah SWT sejak sebelum menciptakan Adam, seperti yang tertuang dalam Surat ke 2 Al Baqarah ayat 30 : “Dan (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat“ Sesungguhnya Penulis hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi“. Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khafilah) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah padanya, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Engkau ? Tuhan berfirman “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui “.

Ini berarti bahwa memang penciptaan Adam akan diturunkan ke bumi sebagai khalifah di bumi sudah direncanakan oleh Allah SWT. Tuhan telah memprogram hukum causal/ sebab dan akibat. Oleh karena itu untuk menurunkan Adam dari Surga harus dibuat sebabnya, maka dibiarkanlah Setan mengganggu agar Adam melanggar larangan Allah. Dan terjadilah apa yang di rencanakan Tuhan karena memang Tuhan adalah Maha perencana yang tidak pernah meleset sedikitpun.

Selain menyembah kepada Tuhan, sesungguhnya manusia diperintahkan bersenang-senang sampai waktu yang ditentukan. Manusia di dunia mencari kesenangan, mencari kepuasan panca inderanya. Oleh karena itu segala upaya manusia, selalu ditujukan untuk mencari kesenangan, namun kebanyakan manusia, merasa malu untuk mengakui bahwa hidupnya untuk mencari kesenangan. Manusia senantiasa menutup-nutupi maksudnya, apalagi maksud jeleknya, sehingga kadang-kadang dalam pergaulan antar manusia sering mengalami kesalah pahaman/ silang pendapat karena satu dengan lainnya saling berbohong. Sekali lagi penulis yakin bahwa tidak ada satupun manusia yang hidupnya tidak mencari kesenangan. Kesenangan manusia bermacam-macam bentuk dan jelmaannya. Semua manusia memerlukan pemuasan panca indera, indera telinga, indera hidung, indera lidah/ rasa, indera kulit/ rasa termasuk indera seks. Oleh karena itu, tidak ada satu manusiapun yang tidak berupaya memuaskan kesenangan tersebut, kecuali manusia yang sudah mati.

No comments: